Sabtu, 28 Desember 2024

Kadet 1947: Keberanian di Langit Kemerdekaan

Poster Film Kadet 1945 (Foto: @kevinjulio1993)

Film Kadet 1947 ialah karya yang mengangkat sejarah perjuangan para pahlawan muda, khususnya Penerbang dan Kadet (calon perwira) TNI Angkatan Udara mempertahankan kemerdekaan dengan mempertahankan Maguwo (nama pangkalan udara) dalam situasi perang Agresi Militer melawan Belanda. 

Alasan saya memilih film ini untuk diresensi ialah, karena film Kadet 1947 merupakan salah satu film asal Indonesia favorit saya, karena isi filmnya sangat seru dan berkualitas untuk ditonton bagi semua kalangan. Pada tanggal 24 Desember 2021, saya bersama Ayah dan Ibu menghadiri acara “Nobar Film Kadet 1947: Keluarga Besar Denhanud 476 Paskhas” yang berlokasi di CGV Cinemas Plaza Lawu, Madiun. Saya harap dengan meresensi film ini, semakin banyak orang yang tertarik menonton dan menghayati makna yang disampaikan dalam film.

Potret acara "Nobar Film" (Foto: kopasgat.tni-au.mil.id)

Sinopsis Film

Satu tahun setelah menyatakan kemerdekan, Indonesia berunding dengan Belanda untuk memperoleh pengakuan kedaulatan yang berlangsung sengit selama berbulan-bulan. Belanda akhirnya berjanji menarik kembali pasukan mereka. Empat bulan kemudian, tepatnya Juli 1947 Belanda melanggar perjanjian dan melancarkan agresi militer besar-besaran, mulai dari penyerangan ke seluruh pangkalan udara.

Penerbang berlatih simulasi terbang, sedangkan para kadet lanjut membuat pesawat umpan. Saat itu, Belanda sudah mulai bergerak dari arah Tegal. Kadet juga ingin latihan menerbangkan pesawat, tidak hanya sekadar membuat pesawat umpan saja. Akhirnya, mereka menyusup lumbung pesawat dan menemukan satu pesawat yang pompa mesinnya rusak, Sigit teringat bahwa ia pernah menemukan bangkai pesawat di daerah Kesirat yang bertipe sama dengan pompa mesin yang masih bisa digunakan. Kadet akhirnya izin kepada Pak Tjip untuk mengambil pompa bahan bakar disana, namun Pak Tjip belum setuju. Karena keinginan mereka sudah kuat, akhirnya rencana itu tetap dijalankan oleh Adji, Dul, Tardjo, dan Sigit dengan berbagai rintangan dan serangan dari lawan.

Belanda sudah menguasai Semarang dan Salatiga, para penduduk termasuk Asih, kekasih Sigit mengungsi ke Yogyakarta. Pak Tjip dan Pak Karbol diminta berangkat ke Singapura untuk mendapatkan bantuan medis. Sementara itu, Maguwo dipercayakan kepada Pak Halim, Si Black Mascot (Si Jimat Hitam) julukannya, karena telah puluhan kali misi terbang dan selalu membawa pasukan dengan selamat.

Misi pemasangan pompa bahan bakar ke pesawat yang bernama Pangeran Diponegoro akhirnya berhasil. Namun, Pak Halim dan Pak Tjip justru mendisiplinkan para kadet. Pak Tjip memberi hukuman tidak bisa menerbangkan pesawat sampai lulus, hukuman itu membuat kadet saling menyalahkan hingga baku hantam.

Ketika para kadet memeriksa pesawat yang baru mereka betulkan pompa bahan bakarnya, terlihat tetesan cat berwarna merah dari atap lumbung pesawat. Mul dan rekan-rekannya bergegas memindahkan awak pesawat, tetapi sudah terlambat, awak pesawat Pangeran Diponegoro secara terpaksa direlakan hancur, kejadian itu menggugurkan 15 orang termasuk Kardi, lainnya mengalami luka-luka.

Tinggal tersisa 4 pesawat latihan, yang akan diterbangkan oleh Mul, Har, Sigit, dan Adji untuk menyerang markas Belanda yang berada di Semarang. Sayangnya, pesawat yang hendak ditumpangi Adji ada kendala, ia pun hanya bisa bantu memantau rekan-rekannya dari darat. Pergerakan kadet di udara mulai diserang balik oleh Belanda dengan tembakan yang bertubi-tubi. Gudang logistik di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa berhasil dihancurkan. Kabar yang dinanti-nanti akhirnya tiba, para kadet menyelesaikan misi dengan baik dan dapat kembali ke Maguwo dengan selamat.

Serangan udara 29 Juli 1947 merupakan operasi udara pertama dalam sejarah yang menjadi pernyataan eksistensi Republik Indonesia dan tersiar hingga dunia internasional. Keberanian para kadet menginspirasi seluruh pemuda di setiap lini untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Agresi militer Belanda I berakhir pada 5 Agustus 1947.

Keunggulan

  1. Cerita yang menyentuh hati. Film Kadet 1947 mengusung genre yang jarang diangkat di ranah perfilman, yakni tentang sejarah dan perang. Alur cerita tidak membosankan sama sekali, secara keseluruhan mudah dipahami dan membuat penonton seperti ikut merasakan langsung situasi yang terjadi dalam film.
  2. Penggarapan visual dan produksi film yang patut diapresiasi. Tampilan film sudah sangat baik dan tambahan filter ala vintage menyesuaikan masa 40-an. Kostum dan properti juga mendukung, apalagi para pemeran film yang didandani dengan baju lusuh terkena noda, wajah yang kusam, serta rambut yang berantakan menjadi nilai plus tersendiri.
  3. Akting pemeran film yang mengesankan. Para pemeran dengan natural dapat menunjukkan emosi, ekspresi, dan gestur tubuh secara maksimal. Selain itu, diselingi juga adegan komedi yang menghibur di tengah kegentingan aksi perang.
  4. Memberikan banyak informasi seputar kronologi sejarah, pesawat, dan detail perjuangan melawan Belanda. Film ini sangat bermanfaat dan bisa dijadikan alternatif media belajar yang menyenangkan, karena dapat menambah ilmu baru yang sebelumnya belum diketahui.
  5. Menumbuhkan jiwa patriot dan nasionalis penonton. Film Kadet 1947 sudah pasti memuat nilai perjuangan untuk negeri tercinta. Penonton bisa lebih menghargai jasa para pahlawan bangsa dan semakin bangga terhadap tanah air.
  6. Soundtrack yang memperkuat suasana. Musik latar dalam film ini mampu mempertegas ketegangan dalam adegan pertempuran, sekaligus menghadirkan rasa haru pada momen-momen tertentu.

Kelemahan

  1. Dialog antar pemeran terkadang terasa kaku. Beberapa dialog terkesan kurang luwes dan menggunakan bahasa yang terlalu baku, terutama dialog kepada rekan sendiri yang lebih baik menggunakan bahasa yang lebih santai.
  2. Unsur percintaan yang sedikit berlebihan. Kisah percintaan antara pemeran Sigit dan Asih menurut saya terlalu sering disorot, walaupun hal ini bisa mempermanis film agar tidak monoton.
  3. Editan efek film masih belum maksimal. Contohnya, ledakan bom di markas Belanda seharusnya bisa lebih besar dan menyala, di dalam film editannya terlalu biasa dan kurang menggelegar.

Pesan Moral

  1. Kejujuran itu di atas segalanya. Pesan ini bermakna bahwa mengungkapkan hal yang benar itu tak ternilai harganya, sekalipun akan membahayakan dan menyakitkan.
  2. Jangan pernah dirimu berlindung di balik ragu, maka lebarkan sayapmu dan terbanglah. Pesan ini bermakna bahwa kita harus berani terus melangkah dengan penuh keyakinan.
  3. Tekad dan keinginan yang kuat terhadap sesuatu dapat diwujudkan apabila diiringi dengan usaha serta doa yang sungguh-sungguh.
  4. Berperang sepenuhnya atau berpulang sepenuhnya. Pesan ini bermakna bahwa hidup itu tentang pilihan, antara maju mencapai keberhasilan atau mundur kemudian gagal.
  5. Mengajarkan untuk meningkatkan kebersamaan dan solidaritas antara rekan seperjuangan dalam menggapai mimpi.

Kadet 1947 adalah film yang penuh makna. Film ini sangat direkomendasikan, cocok bagi semua kalangan, dan memberikan wawasan positif yang berharga. Generasi muda di Indonesia seharusnya mencontoh keberanian pahlawan yang telah berjasa. Meski ada beberapa kekurangan kecil, film ini tetap mampu menyampaikan pesan nasionalisme dengan cara yang memukau. Bagi penggemar film peperangan dan pengabdian kepada negara, Kadet 1947 adalah pilihan film yang paling tepat untuk ditonton!

Sabtu, 21 Desember 2024

Resensi Novel Janji di Tepi Laut Kaspia Karya Dewi Sumardi

Novel Janji di Tepi Laut Kaspia Karya Dewi Sumardi

        Novel Janji di Tepi Laut Kaspia merupakan novel genre romantis yang mengajarkan pembaca bahwa cinta itu tidak semata-mata tentang kebahagiaan, tetapi harus melewati berbagai masalah saat menjalaninya, dan pandai-pandailah dalam menjaga ego untuk mempertahankan suatu hubungan yang sehat.

        Alasan saya memilih novel ini untuk diresensi ialah karena novel Janji di Tepi Laut Kaspia memiliki banyak pesan moral yang terkandung, desain sampulnya yang cantik, juga tentunya cerita yang disuguhkan sangat menarik. Semoga setelah melakukan resensi, novel ini dapat lebih dikenal oleh khalayak umum dan tulisan blog saya bisa bermanfaat.

Sinopsis

Sungguh Damar tak mau tebelenggu dengan perasaan itu, tapi ternyata tak mudah membuang nama Wulan dari benaknya. Terlalu banyak kisah kasih yang sulit terhapus dari memorinya.

Dunia nyatanya memang bersama Retnowati, yang telah memberinya dua malaikat kecil serta pengabdiannya sebagai istri yang luar biasa.

Tapi entahlah, ada dunia lain yang masih ingin dikejar oleh Damar. Dunia masa lalu yang masih ingin ia miliki. Ia menyimpan perasaan itu dan membawanya ke mana pun ia pergi.

Ketika semuanya berubah, tepi Laut Kaspia di Kota Baku, Azerbaijan menjadi saksi janji setianya.

Novel Janji di Tepi Laut Kaspia mengisahkan perjalanan cinta tokoh utama yang bernama Damar dari masa sekolah hingga masa tuanya. Damar Aji Setyawan merupakan seorang pria yang memiliki kisah cinta yang terbilang rumit. Saat SMA, Damar berpacaran dengan Wulan yang merupakan sahabat rumahnya, mereka sudah akrab sedari kecil. Keduanya, menjalin hubungan asmara hingga Damar melanjutkan studi kuliahnya di Bandung dan mengharuskan mereka untuk LDR (Long Distance Relationship).

Tiba-tiba muncul sosok Martina, ia merupakan salah satu murid Damar di bimbingan belajar sekaligus adik dari teman sekampus Damar. Bodohnya Damar, ia justru terjerat cinta Martina dan meninggalkan kepercayaan Wulan, kekasihya di Semarang. Ternyata, Martina hanya menjebak Damar untuk membuat mantan kekasihnya cemburu dan kembali lagi kepadanya.

Menginjak umur 30-an, Damar dijodohkan dengan Retnowati, gadis yang lebih muda sepuluh tahun darinya. Pernikahan Damar dengan Retnowati telah membuahkan dua keturunan, Nataya dan Miko. Namun, selama pernikahan mereka, Damar masih terbayang-bayang sosok Wulan yang merupakan cinta pertamanya. Menginjak usia pernikahan ke-10, Retnowati mengalami kecelakaan dan harus meninggalkan Damar dan kedua anaknya.

Martina yang sebenarnya masih menyimpan rasa kepada Damar, berusaha menjebak kedua kalinya, kini Martina ingin memiliki Damar seutuhnya. Setelah Damar dan Martina menikah, rupanya Martina tidak bisa menjadi istri dan ibu yang baik bagi Damar dan kedua anaknya. Usia pernikahan yang masih seumur jagung, akhirnya harus kandas, karena Martina main belakang dengan pria lain. Seketika, Damar langsung menceraikan Martina.

Ketika Damar dan anak-anaknya pulang ke kampung halaman, disana ada Wulan yang juga sedang mudik bersama kedua anaknya. Hubungan mereka menjadi dekat kembali, lalu keduanya disarankan menikah oleh orang tua mereka, karena ternyata masih saling menyimpan perasaan yang sama. Damar dan Wulan pun menikah, bagaikan cinta lama bersemi kembali. Setelah banyaknya angin ribut yang menghalangi perjalanan cintanya, Damar akhirnya menemukan ketenangan setelah sekian lama tidak ia dapatkan.

Keunggulan

  1. Cover buku yang sederhana namun elegan, nyaman dipandang, dan memberikan ilustrasi yang mendetail. Cover buku yang didominasi dengan warna putih, dilengkapi ilustrasi pasangan yang romantis berlatarbelakang pemandangan indah di tepi Laut Kaspia, Kota Baku, Azerbaijan. Paduan gambar dan pemilihan warna yang sepadan, membuat cover buku ini terlihat manis dan sesuai dengan isi cerita di dalam novel. Selain itu, pemilihan jenis font yang sangat cocok, memberikan kesan aesthetic, sehingga tidak sedikitpun mengurangi eksistensi dari cover buku itu sendiri.
  2. Memberikan banyak informasi tentang budaya, suasana, wisata, sejarah, dan gambaran jelas seputar latar tempat yang termuat dalam novel. Penulis menyelipkan informasi yang menurut saya sangat bermanfaat dan sekaligus mendapatkan stok ilmu yang sebelumnya belum pernah diketahui oleh pembaca. Bahkan, pembaca seperti sedang diajak jalan-jalan oleh penulis dan menjadi penasaran ingin mengunjungi ke tempatnya langsung.
  3. Menggunakan bahasa yang puitis dan mudah dipahami. Penulis menggunakan narasi yang indah dan dapat menggugah emosi pembaca selama menikmati alur cerita.
  4. Tema dalam novel yang yang diangkat cukup relateable. Mengusung pergulatan batin seseorang yang selalu dihantui oleh kisah cintanya di masa lalu, sementara harus mengabdi dengan cintanya di masa sekarang, serta berbagai ujian orang ketiga yang selalu menghampiri. Hal demikian adalah tema universal yang bisa dirasakan banyak orang.
  5. Novel ini dicetak di atas kertas yang berwarna krem kekuningan. Sehingga, menjadi nilai plus tersendiri dibandingkan novel yang dicetak dengan kertas yang berwarna putih bersih, karena menambah kenyamanan pandangan mata pembaca saat mengikuti jalan cerita.

Kelemahan

  1. Alur cerita cenderung lambat. Novel ini, diceritakan dengan diselipkan penjelasan yang menurut saya kurang diperlukan, misalnya penggambaran suasana yang terlalu dideskripsikan secara rinci. Hal ini, sebetulnya dapat mengecoh perhatian pembaca karena alur dapat teralihkan. Bagi pembaca yang menginginkan cerita dengan ritme cepat, bisa merasa bosan ketika membacanya.
  2. Kesalahan tata bahasa yang kurang sesuai kaidah kebahasaan. Contohnya, ditemukan paragraf yang tidak menjorok masuk ke dalam, ditemukan istilah asing yang tidak dimiringkan, ditemukan konjungsi untuk mengawali suatu kalimat, ditemukan kekeliruan penggunaan huruf kecil dan huruf kapital, serta ditemukan kesalahan penulisan/typo.

Pesan Moral

  1. Jika hendak memulai suatu hubungan dengan orang baru, alangkah lebih baik selesaikan terlebih dahulu kisah cinta yang lampau.
  2. Sebagai manusia harus memiliki prinsip, jangan mudah terkena godaan lawan jenis yang ujung-ujungnya akan menghancurkan hidup kita.
  3. Kesetiaan adalah hal yang harus dipertahankan, meskipun masa lalu sering menggoda untuk kembali.
  4. Perbanyak bersyukur, nikmati apa yang sudah dimiliki atau akan menyesal di kemudian hari, karena kesempatan tidak akan datang dua kali.

            Novel Janji di Tepi Laut Kaspia adalah novel yang penuh makna dan emosi. Paduan antara narasi yang puitis, latar cerita yang mengesankan, konflik batin yang mendalam, serta perjalanan tokoh menghadapi kisah cintanya yang begitu rumit menghasilkan cerita yang memikat pembaca. Bagi penggemar cerita romantis yang penuh dengan konflik dan berbagai persoalannya, buku ini layak untuk dibaca. Menurut saya, novel ini sangat recommended dan cocok menemani pembaca di saat membutuhkan hiburan selain bermain ponsel. Novel ini banyak memberikan pelajaran tentang kehidupan, terutama perihal percintaan yang ternyata tidak seindah dan semulus realitanya.

Kamis, 28 November 2024

Jejak Kehidupan Ayah Sang Garda Terdepan Keluarga

Potret Ayah saya (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Sebagai seorang anak, bicara tentang orang tua itu sangat bermakna. Begitu banyak perjuangan, peran, dan kasih sayang yang dengan tulus mereka berikan kepada anak-anaknya. Saya akan membagikan keistimewaan dari salah satu tokoh yang sangat spesial di hidup saya, ia adalah Ayahku.

Namanya Sigit Widodo, ia lahir di Magetan, 05 Mei 1976. Kurang lebih sudah empat puluh delapan tahun perjalanan hidup dilaluinya. Terlahir sebagai anak pertama dari pasangan Almarhum Bapak Pujo Santoso dan Ibu Sulami, memiliki dua adik perempuan, dan tumbuh besar dari keluarga bahagia yang terbilang sederhana.

Masa sekolah Ayah saya sudah berlalu bertahun-tahun lamanya. Ia lulus Taman Kanak-kanak pada tahun 1982. Dilanjutkan lulus Sekolah Dasar di tahun 1988. Lalu, lulus SMP tahun 1991, dan menyelesaikan studi di bangku SPP-SPMA sejak tahun 1994.

Setelah menuntaskan fase pendidikan sekolahnya, Ayahku tidak pernah terlintas di pikirannya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun, lebih memilih untuk langsung bekerja. Ayah saya langsung mengadu nasib merantau ke Kalimantan Selatan ikut pamannya yang kala itu bekerja sebagai karyawan pabrik gula Pelaihari. Disana, ia diterima kerja harian bagian pengairan kebun tebu. Gajinya sehari tiga ribu rupiah yang hanya cukup untuk makan saja. Pekerjaannya di Kalimantan Selatan tidak bertahan lama, karena tidak kunjung diangkat sebagai karyawan tetap.

Ayah saya akhirnya pulang ke kampung halaman setelah satu tahun bekerja. Kebetulan, orang tua Ayah saya mendapatkan informasi dari tetangga bahwa ada pendaftaran tamtama TNI AU. Satu desa ada sepuluh pemuda yang berminat daftar, termasuk Ayah saya. Setelah mengikuti seleksi, kabar baiknya Ayah saya lulus tes TNI AU bersama satu temannya yang bernama Sukarno.

Potret profesi Ayah saya (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Ayah saya mulai menempuh Pendidikan Pertama Tamtama Prajurit Karir (Dikmata PK) selama lima bulan (dari bulan Juli sampai November 1995). Kemudian, Ayah saya dilantik pada tanggal 16 November 1995 dan mengambil sumpah prajurit yang menandakan Ayah saya resmi menjadi anggota TNI AU berpangkat Prajurit Dua (Prada). Gaji pertama yang Ayah saya dapatkan di tahun 1995, yaitu sembilan puluh ribu rupiah perbulan.

Berdasarkan hasil pencapaian nilai selama menjalani masa pendidikan, Ayah saya dapat pembagian korp Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang merupakan pasukan elitnya TNI AU. Tahun 1997, ia sah memakai baret jingga dan sangkur komando sebagai prajurit Kopasgat TNI AU sejati. Singkat cerita, penempatan dinas pertama Ayah saya di Kota Jakarta dan hanya sampai tahun 2000. Kemudian, pindah dinas ke Kota Pontianak selama sembilan tahun. Selanjutnya, pindah dinas lagi ke Kota Bandung sampai tahun 2021. Lalu, sejak tahun 2021 hingga sekarang, pindah dinas ke kota asal sendiri, yaitu di Lanud Iswahjudi, Magetan.

Selama mengabdi untuk negara, tentunya banyak pengalaman tugas yang berkesan. Salah satunya ketika menjadi bagian dari pasukan Garuda, julukan dari pasukan penjaga perdamaian dunia asal Indonesia. Tempat misi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) berada di Darfur Sudan, Afrika Timur Laut pada tahun 2014-2015. Ayah saya ditugaskan selama satu tahun bersama 850 anggota TNI lainnya yang terpilih dari ketiga matra, yaitu TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Pemberangkatan ke tempat misi dari Indonesia menggunakan pesawat boeing dan sempat transit di beberapa negara, seperti India, Ethiopia, dan barulah tiba di Darfur, Sudan.

Pengalaman lain Ayahku yang berkesan yaitu pernah sekolah guru militer dan pernah bertugas sebagai pelatih tentara. Syarat sekolah guru militer minimal dari golongan bintara. Pada tahun 2006, Ayah saya lulus sekolah bintara berpangkat sersan dua. Pada tahun 2007, ia mendapat panggilan sekolah guru militer dan menjalankan pendidikannya di Lanud Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah. Setelah lulus dari sekolah guru militer, Ayah saya akhirnya menjadi salah satu pelatih TNI AU.

Di tengah kesibukannya bekerja, Ayahku mempunyai hobi mengoleksi sepeda ontel peninggalan Belanda dari berbagai merk dan sepeda motor jadul Honda buatan Jepang, terutama C70 dan CB yang klasik. Biasanya ia pakai untuk perjalanan kerja, buat touring pun tak pernah ketinggalan, selalu naik bersama motor antik favoritnya. Teringat satu momen bersama Ayah saat saya masih kecil, saya pernah diajak Ayah mengikuti event sepeda antik di Kota Bandung. Saat itu, saya dibonceng dari rumah sampai ke tempat acara yang jaraknya tidak dekat. Selama acara berlangsung, saya dan Ayah bersama-sama dengan peserta acara lain serentak mengelilingi Kota Bandung yang asri dan segar, event sepeda antik ini menjadikan salah satu pengalaman seru dan menyenangkan bersama Ayah.

Potret saya bersama Ayah (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Ayah bertemu dengan Ibu saya pertama kali tahun 1998, ketika Ibu saya masih kelas dua SMA. Lalu, Ayah saya dikenalkan kepada Ibu saya oleh adik perempuan keduanya yang merupakan teman sekelas Ibu saya juga. Akhirnya, kedua orang tua saya berjodoh dan memutuskan untuk menikah pada tahun 2000. Orang tua saya dikaruniai dua anak, anak pertama laki-laki lahir tahun 2001 dan anak kedua yaitu saya sendiri terlahir pada tahun 2005. Menjadi imam dan kepala keluarga bukanlah persoalan yang mudah bagi Ayah saya, Ia berkewajiban membangun keluarga cemara yang sakinah, mawaddah, dan warahmah sebagai salah satu bentuk tanggung jawab seorang Ayah yang berhasil ia penuhi.

Pada dasarnya, saya sekeluarga suka menghabiskan waktu bersama (family time), Ayahku sering mengajak saya berjalan-jalan ke berbagai tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Misalnya, ke restoran enak, ke tempat wisata alam, ke tempat bersejarah sambil mempelajari hal-hal baru, dan menyusuri berbagai kota bersama. Biasanya, Ayah saya juga sering mengajak jalan-jalan sore mengelilingi daerah sekitar tempat tinggal dan membelikan saya beraneka jajanan yang saya sukai. Ia juga sering inisiatif mengabadikan foto saya dan keluarga untuk mengenang momen indah yang berharga.

Selain memiliki love language quality time, Ayahku juga sangat words of affirmation, contohnya ia suka memuji apapun tentang saya, suka memberikan nasehat terbaiknya, ia sering bercerita dan bercanda untuk menghangatkan suasan, dan mengingatkan untuk selalu menjaga ibadah dan menjadi manusia baik.

Mempunyai sosok Ayah yang menjalankan perannya sebagai kepala keluarga yang sesungguhnya itu termasuk suatu hal yang amat saya syukuri. Ayah selalu memberikan contoh-contoh baik yang kemudian saya terapkan dalam kehidupan. Ia selalu bekerja keras tanpa kenal lelah, serta semua usahanya untuk selalu membahagiakan Istri dan anak-anaknya patut diberikan apresiasi lebih. Terima kasih, Ayah! Terima kasih telah hadir menjadi garda terdepanku dan keluarga.

Jumat, 22 November 2024

Pameran Seni Instagramable Favoritnya Generasi Z

Potret pameran seni bertajuk Artsubs 2024 (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Artsubs 2024 nama pameran seninya. Berawal dari video singkat yang muncul di beranda media sosial saya, membuat saya penasaran ingin mendatangi langsung menikmati keindahan seni kontemporer disana. Hari Jum’at tanggal 15 November 2024, keinginan saya terealisasikan untuk berkunjung ke Artsubs di suatu malam yang indah. Berlokasi di Pos Bloc Jalan Kebon Rojo Surabaya yang cukup dekat dengan kawasan Kota Lama Surabaya.

Kesan pertama yang saya rasakan ternyata Artsubs memang tempat yang begitu cantik, imajinatif, benar-benar menakjubkan. Banyak sekali karya seni yang dipamerkan, mulai dari lukisan, patung, fotografi, abstrak, seni tekstur, video, miniatur, karya tiga dimensi, dan lain sebagainya. Artsubs 2024, memiliki 5 zona pameran seni dengan konsep yang berbeda-beda. Dijamin nggak akan bosan deh pokoknya.

Potret karya seni lukisan dan tiga dimensi (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Sejauh mata memandang, saya memerhatikan sebagian besar pengunjung yang datang ke Artsubs ialah Generasi Z. Tetapi, ada pula orang tua, milenial, bahkan anak-anak pun tidak mau absen dalam memeriahkan pesona malam seni di Artsubs 2024.

Selama melihat-lihat detail karya seni, selain memanjakan mata, saya juga bisa belajar ilmu seni yang lebih mendalam. Apalagi, di setiap karya seni diberikan informasi tambahan melalui QR code di bagian bawah atau sampingnya. Dapat dipindai langsung oleh smartphone, lalu akan terlihat informasi lengkap tentang karya seni juga sekilas biografi sang seniman.  Dari segi sastra, saya dapat meresapi pemaknaan dan nilai apa yang seniman angkat dalam karya seninya. Wah! Dalam satu genggaman smartphone saja, saya mendapatkan beragam wawasan yang berharga.

Mengapa saya katakan instagramable? Tentunya sudah jelas dari seluruh sudut seni yang disuguhkan, semuanya sangat aesthetic dan memuat nilai-nilai kesenian yang tinggi. Paduan warna, material seni, dan faktor pencahayaan yang mendukung menambah keunikan seni yang terpajang. Saya dan Gen-Z lainnya senang mengabadikan banyak foto disana. Berfoto ria yang dilatarbelakangi karya seni itu sekaligus sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya seniman Indonesia yang membuat jatuh hati berkali-kali.

Potret karya seni bernuansa pink yang lucu (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Jangan khawatir, jika Anda merasa haus dan lapar, Artsubs menyediakan kafetaria yang letaknya berselingan dengan tiap pergantian zona pameran di dalam ruangan. Aneka makanan dan minuman enak dijual, serta tersedia meja dan kursi untuk menyantap hidangan sambil istirahat sejenak. Ada pula kedai-kedai di luar ruangan yang menyambut pengunjung setelah menuntaskan semua zona pameran. Saya tertarik untuk mampir membeli satu matcha latte sembari bersantai di kursi yang disediakan. Selain kafetaria dan kedai-kedai, Artsubs juga menjual aneka merchandise khasnya, berupa gantungan kunci, kaos, topi, aksesoris, dan lain-lain. Selain itu, banyak karya seniman dijual disana dan dipatok dengan harga yang bervariasi.

Kabar baik bagi para mahasiswa, dengan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Anda akan mendapatkan potongan 50% dari harga tiket umum. Harga tiket umum Rp100.000. Sedangkan, untuk anak-anak dan mahasiswa yang menunjukkan KTM menjadi Rp50.000 saja. Sebagai mahasiswa dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, saya sangat puas bermain dan belajar banyak hal disana. Pastinya, bagi Anda mahasiswa dari program studi seni, akan lebih antusias dan takjub dengan seluruh karya seni di Artsubs yang memukau. Artsubs 2024, destinasi wisata seni yang bikin gagal move on. Sampai saat ini, saya masih suka memandangi jepretan foto karya seni yang saya tangkap yang tersimpan rapi di galeri.

Potret karya seni kontemporer futuristik (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Sayangnya, kurang lebih hanya satu bulan pameran seni Artsubs ini dibuka. Tepatnya, Artsubs 2024 buka setiap hari mulai pukul 10.00 – 22.00 WIB dari tanggal 26 Oktober 2024 sampai 24 November 2024. Namun, dengar-dengar Artsubs akan menjadi acara pameran seni tahunan terbesar di Kota Surabaya. Jika Anda belum sempat main ke Arsubs 2024, tidak perlu galau, karena masih ada event di tahun-tahun selanjutnya.

Sabtu, 09 November 2024

Bomboloni Fluffy Bikin Happy

Malam itu, tepatnya hari Jum’at tanggal 08 November 2024, saya pergi dengan berjalan kaki selama sepuluh menit mencari makan malam di Jalan Gubeng Airlangga II bersama teman saya. Disana, merupakan area street food yang menjajakan aneka makanan, seperti camilan, makanan berat, minuman segar, bahkan tersedia juga supermarket. Umumnya, mahasiswa atau anak kos sering datang kesini untuk mencari udara segar sembari mengisi perut. Di antara banyaknya pilihan makanan, saya tertuju pada salah satu stan bomboloni yang begitu menarik perhatian saya.

Potret saya ketika membeli bomboloni (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Bomboloni merupakan makanan manis yang memiliki tekstur lembut dan tebal. Berisikan aneka topping di bagian dalamnya yang lumer di mulut. Bomboloni masih satu rumpun dengan donat, oleh karena itu, bomboloni sering kali disebut “donat isi.” Perbedaannya, terletak pada bentuk dan letak pemberian topping-nya saja. Bomboloni berbentuk bulat padat, isiannya berada di bagian dalam, sedangkan donat memang sama-sama berbentuk bulat, namun, bagian tengahnya berlubang, dan topping dioleskan pada permukaannya.

Potret bomboloni dengan isian topping selai stroberi, dark chocolate, dan vanilla custard  (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Stan yang tertera nama “Gembuloni” itu, membuat saya penasaran dan ingin mencobanya. Semua menu tersusun dengan rapi dan higienis menambah poin plus ketika saya pertama kali melihatnya. Ternyata, tidak hanya bomboloni, namun, ada pula donat dan risol mayo yang menjadi menu andalan. Kala itu, saya membeli bomboloni varian mini box isi 3 buah dengan isian topping dark chocolate, selai stroberi, dan vanilla custard. Masih banyak topping lain yang menjadi favorit, misalnya tiramisu, cappucino, creamy cheese, green tea, blueberry, sweet taro, bubblegum, sarikaya, dan durian custard.

Potret menu yang tertera pada stan Gembuloni (Foto: Chiara Dewi Chatlina)

Setelah saya selesai melakukan wawancara singkat dengan Mba Fitri sebagai penjual, saya menemukan beberapa fakta tentang usahanya. Gembuloni berdiri sejak tahun 2020 saat awal virus Covid-19 datang. Usahanya terus membuahkan hasil dan sekarang telah memiliki dua cabang Gembuloni. Cabang pertama berada di Jalan Kalidami dan cabang kedua berlokasi di Jalan Gubeng Airlangga II yang telah saya kunjungi langsung.

Bomboloni berbahan dasar kentang, pantas saja rasanya sangat lembut dan tidak mudah mengeras. Selain diberikan isian berlimpah, bomboloni ini juga ditaburi oleh gula putih halus supaya looks-nya lebih cantik. Harganya dipatok sesuai dengan kantong mahasiswa, menurut saya cukup worth it untuk dibeli berulang kali. Rasanya enak, manisnya pas, teksturnya lembut juga kenyal, dan tidak bikin seret di mulut.

Bomboloni ala Gembuloni sangat recommended, selain ramah penjualnya, ramah juga harganya di kantong. Cocok disantap saat sarapan bersama segelas susu atau dimakan sebagai pengganjal lapar, karena cukup mengenyangkan. Jika Anda tidak terlalu suka manis, bisa request untuk tidak diberi taburan gula putih halus lagi di bagian atasnya. Bagi Anda yang ingin mencicipi, silakan kunjungi stan Gembuloni terdekat dari kediaman masing-masing atau bisa pula pesan melalui aplikasi ojek daring untuk mengantarkan pesanan Anda.

Kadet 1947: Keberanian di Langit Kemerdekaan

Poster Film Kadet 1945 (Foto: @kevinjulio1993) Film Kadet 1947 ialah karya yang mengangkat sejarah perjuangan para pahlawan muda, khususnya...